Akulah semut kecil
yang merayap di tepi mangkuk
ku cari aroma madu
perlahan kunikmati makanan
kegemaranku
manis tak terasa sampai lupakanku
sebuah tangan tiba tiba mencekik leherku
owh..rupanya dia pemilik rumah
indah megah itu
kehadiranku telah mengusik hatinya
meski aku sikecil mungil tiada daya
berlari aku secepat cepatnya
berharap kaki mungilku tak kan jadi beku terinjak jemari yang mengejar langkah ku..
Hupp...aku berlindung dibalik sendok makan yang tergeletak diam tenang
kuatur nafasku yang memburu
semua tubuhku terasa lesu
letih dan menangislah aku disitu
mungkin si raksasa tak pernah tahu
meski tubuhku kecil tapi aku juga hidup,berpikir seperti dirinya
namun mengapa hatinya tiada cinta
malah buatku menderita
hanya karena madu menggoda aku hampir binasa.
Aku lupa..
Aku semut yang mudah teraniaya.
Astagfirullahal adziim
seandainya ia tahu...
Andai menjadi dia
begitu dalam ku bersyukur kehadiratNya
dan tidak untuk menganiaya
makhluk kecil seperti aku yang teramat sederhana
maafkanlah ya Robb
sesungguhnya ia tak mengerti
bahwa hidup ini bukan untuk saling menyakiti
dan melukai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar