Kamis, 26 Januari 2012

Jingga Temaram

Biarlah senja ini memudar
sesaat malam memeluk waktu
dan matahari beranjak menuju peraduan
penggalkan jejak jingga temaram
di ufuk yang lama menanti pertemuan
dengan senyuman bintang
harumnya suara unggas malam
dan rintik gerimis yang tertinggal di sela daun daun ara

seperti juga jalan hidupku
pelita yang redup oleh awan mendung kelabu
menitiskan sentuhan sembilu
di tengah tangisan dan tawa yang terpaksa kulukis hitam
ah,permainan belaka dunia ini
teramat fana
fatamorgana yang nyata menggoda
melerai sunyi
menasbihkan getir di pelupuk hijauku
di hembusan kelanaku

tiada juga ia kembali
untuk sekedar berpelukan dengan kenangan
yang menghantar tugu selamat datang
dan fasih senyum dirgantara
yang buatku bergumam
dan terus gumamkan nada rindu
meski tanpa kelopak janji berpadu.

Cukup.taman ini telah sempurna membius hati kita dan merajutnya
jadi bunga cinta laksana cinta cleopatra.
Anggun dan penuh pesona.
Meski akhirnya sirna
oleh badai dan bala.

Sempat kukecup indahnya.meski sebentar saja.dalam mimpi mayaku.
Tak apa.semua menjadi hiasan warna.dalam hidup kencanaku.

Jakarta,070112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...