Rabu, 05 September 2012

Terik yang terik

Ujung waktu
siang terik itu
awan seakan tiada gentar menarikan guratan asapnya di wajah siang..

Sejak waktu itu
layukan bungaku
serpihkan rasaku
jadi untaian purba
yang merayapi kisi jiwa

Bahasa aksara

Maka mengalirlah..menuju masa
mengurai semua rasa dalam jiwa
tangisan dan bahagia
warnai mustika kata
renjana nan mulia
kelembutan para dewa nirmala
di alam khayal negeri cinta

biar saja memikat setiap mata
bening nan penuh makna
senyum magis membahanakan palung jiwa

tak lagi resapi luka
sebagai kepingan luka
kecuali saling memeluk rindu
pada tinta maya
berserak..berenang dan terbang
dalam sayap impian
yang biru
sebiru hangat asamu
mengecup waktu
menggugah semua cahaya
bertemu
di padang nyata..

110812

Tentang Rindu

Kususuri lagi jalan itu
kudapati helai rindu berserak
di ranah hatiku
melayang ..terbang lintasi melodi
yang kuseru
yang terkata kamu..

 080812

Misteri Sekeping Hati

Misteri sekeping hati
sungguh menggugah imaji
mengurai lembut setiap degup
akankah sama dalam lagu di dada?

Misteri sekeping hati
melukis berlaksa mimpi
dalam pedih yang tak bosan kubenci
namun kerap mengalir jauh
bak arakan awan di lazuardi..

Aku menyimpannya indah di sudut waktu.
Tak kentara dari sinaran dan harapan.

020812

Sayap Sayap Pagi

Malampun luruh..
Dalam genang sepi mengaduh
menuju semburat cahaya pagi
terbangkan angan dalam belukar hati

dingin yang merajai
hati pun terasa sekam menduri
meraih semua elegi
dalam gelombang tak pasti

biarkanlah semua menjadi saksi
sayap sayap pagi yang berlari
terbang jauh membentangkan naluri kasih
untuk semangat dan tunas baru bertumbuh
setelah rinai hujan membasuh rasa rapuh
diantara riuh rendahnya kehidupan
dan hamparan kelam malam..
Yang terbenam dalam sayatan

kita yakin akan terbang..menggapai cita setinggi bintang

Ain, 010812

Gelora Simfoni Maya

Imaginasi lewa buat ku tersadai di pulau jiwa,
Semusim sudah enaknya menjamah dunia,
Dilambung samudera gelora simfoni maya,
Merenggut ilham terus sasau mengangan cita.

Kini ku kembali mengungkap secarik kata,
Moga nada kembali di tapaknya nusantara,

Meraut pena usang agar tertitip tinta,
Untuk diriku yang acap kali dibuai lena.

Adatnya insan leka mencanai lagha,
Andai malaikat menanya untuk apa manusia,
Apalagi insan yang suluhnya tak terbela,
Hanyalah tuhanku Allah mengetahui segala.

Sememang dondang senandung kan tetap sama,
Selaginya putar dunia terus berlegar di paksinya,
Namanya perjuangan hingga nafas tak lagi dihela,
Bingit telinga dihunjam reformasi di luar jendela.

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...