Di situlah Cinta mulai menerjemahkan prosa Kehidupan ke dalam himne dan lagu pujian, dengan musik yang digubah oleh malam, dan dinyanyikan oleh pagi. Di sini Cinta menyingkapkan cadar, dan menerangi lekuk-lekuk hati, menciptakan puncak kebahagiaan kala sukma menyembah Tuhan.
Perkawinan merupakan persatuan dua keilahian, sehingga yang ke tiga dapat lahir di dunia. Itulah persatuan dua jiwa dalam kekuatan cita guna melebur keterpisahan. Itulah persatuan yang lebih luhur, yang mempersenyawakan perbedaan dua jiwa. Itulah cincin emas yang berwujud rantai, dengan pangkal berupa kilauan dan ujung berupa Keabadian. Itulah hujan air murni yang jatuh dari langit kudus, guna menyuburkan dan memberkahi ladang-ladang Alam Ilahi.
Karena pandang pertama dari mata kekasih bagaikan benih yang ditaburkan ke dalam hati manusia, dan ciuman pertama dari bibimya laksana bunga dari dahan pohon Kehidupan, maka persatuan dua orang kekasih dalam perkawinan merupakan buah pertama dari kembang pertama benih itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar