Selasa, 12 Juli 2016

Senyap terbit

Senyap terbit, rahim sunyi pun di gembalai tangan-tangan rancu
Ada mata asa, namun dayuh-dayuhan tersekat pekap
Sungguh apakah genderang ini seketika patah
Lantas brigas talu membungkuk, seperti punggung kejatuhan jatah payah
Yah !
Mungkin itulah jawaban seusai perang, menanam butir perak, akan tetapi rindang berdiam semakin kikir, satu persatu daun kuning jatuh, terbabat ancala jalir janji.
11072016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...