Jumat, 19 Agustus 2016

RIWAYAT


Sungai ini merah dulu airnya
Oleh genangan darah
Kakek nenek kami
Sungai ini berbuncah dulu
Oleh perlawanan
Di sambut letusan peluru
Bangkai-bangkai mengapung
Hanyut di bawa ke hilir
Bangkai kakek nenek kami
Bangkai-bangkai penjajah mengambang
Di babat parang kakek nenek kami
Demi hutan dan tanah air
Ibu bumi kami
Gagah berani
Kakek nenek kami
Menyerahkan riwayatnya
Pada batang-batang pohon
Sebesar seratus dekapan
Pada sampan-sampan lincah
Dari hulu ke hilir
Memburu dada penjajah
Bukan siapa-siapa
Kakek nenek kamilah
Yang merebut tanah air
Coba tanyakan kepada yang mampu membaca
Tanyakan pada yang tak berpura-pura buta
Siapa?
Sekarang, saat aku berdiri di tepi sungaiku
Yang maha luas ini
Kusaksikan rumpun-rumpun ilalang masih tegap bersumpah
Siapa punya?
Riwayat kita pahit di mulut
Getir di ucap, buram di mata
;pertanyaannya,
Akankah berhenti riwayat sampai di sini.
17 Agustus 2016

Rabu, 10 Agustus 2016

Oh Cinta...

Oh Cinta...
Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit
Duniamu tersangkut pada khayangan dilema
Ingin menari, tapi kata hati takut tertusuk jarumjarum ilusi
Engkau menakar murka, namun sebenarnya matamu menyambar kuntum rindu
Oh cinta...
Katamu, tungkainya masih terbalut rembulan merah
Perih ! Seakan itu wacana kuburan di dalam dada
Tapi...tapi...
Oh kerinduan itu bersenandung, mengirimkan warta kalbu, meski tantri kembang-kempis menjadi nada cinta
Ending, pikirpikir simalakama terurai sebagai jelmaan kata maksudnya
Ah cinta, busuk katanya
Akan tetapi kerap matanya berkelana, mencari ke elokan rupanya.
1 juli 2016

Rabu, 03 Agustus 2016

Harga mati !

Harga mati !
Kesabaran harus di olah pada setiap kekalahan
Hakekatnya kecintaan itu harus lembut menuntun air mata, dimana cawan elok itu terus melambaikan tangannya yang bijak
Sentuhlah aku, kembalikan rupa rindumu dengan segenap pakaian putih
Niscayaku pasti membagi kemerdekaan atasmu
Sebab aku tahu, engkaulah ilalang yang hina terinjak-injak kerbau si pengembala nan penuh angkara
Namun di balik nadimu, aku yakin engkau punya wadah elok, setia mengangkat derajat senyum

Maka tersenyumlah...
Teguklah hujan tuba
Lunakilah bahasa fana
Janganlah...
Usah merajut tajuk nelangsa.

24616

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...