Jumat, 19 Agustus 2016

RIWAYAT


Sungai ini merah dulu airnya
Oleh genangan darah
Kakek nenek kami
Sungai ini berbuncah dulu
Oleh perlawanan
Di sambut letusan peluru
Bangkai-bangkai mengapung
Hanyut di bawa ke hilir
Bangkai kakek nenek kami
Bangkai-bangkai penjajah mengambang
Di babat parang kakek nenek kami
Demi hutan dan tanah air
Ibu bumi kami
Gagah berani
Kakek nenek kami
Menyerahkan riwayatnya
Pada batang-batang pohon
Sebesar seratus dekapan
Pada sampan-sampan lincah
Dari hulu ke hilir
Memburu dada penjajah
Bukan siapa-siapa
Kakek nenek kamilah
Yang merebut tanah air
Coba tanyakan kepada yang mampu membaca
Tanyakan pada yang tak berpura-pura buta
Siapa?
Sekarang, saat aku berdiri di tepi sungaiku
Yang maha luas ini
Kusaksikan rumpun-rumpun ilalang masih tegap bersumpah
Siapa punya?
Riwayat kita pahit di mulut
Getir di ucap, buram di mata
;pertanyaannya,
Akankah berhenti riwayat sampai di sini.
17 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...