Diantara hiruk pikuk dunia pun masih terasa lengang
Seperti sepasang telinga tak pernah disapa deru dendang
Digelayuti sepi bertabur serpih-serpih perih tak terbilang
Tiada seorang pun dapat melihat luka yang makin meradang
Namun seketika segalanya tawar kemudian menghilang
Ketika ia datang memperdengarkan irama tawa riang
Tak mengapa jika sesekali airmata deras berlinang
Sebagai pelepas beban di bahu yang biasa tanpa regang
Membenamkan gelisah hati dirimbang sejuknya kasih sayang
Sahabat, begitulah lisanku menyerunya berulang-ulang
Yang langkahnya tak jua lelah tuk sekedar bertandang
Walau acap kali seperti tak punya alasan saling berbincang
Tak mengenal batasan waktu entah malam ataupun siang
Lembut sikapnya akan senantiasa ada tuk jadi penenang
Tak perlu peduli akan setinggi apa rintangan menjulang
Karena tiap tuturnya memberi alasan tuk tetap berjuang
Tak usah lagi merisaukan kelam yang lebar merentang
Sebab warna yang ia tuang sanggup menjadikannya terang
Sahabat, cukup melukis senyumnya mampu sirnakan bimbang
Hingga di tiap senandung kehidupan jauh dari nada sumbangBersamanya, jutaan pelataran mimpi begitu luas membentang
Seiring doa tulusnya, bahagia menghampiri tak terhalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar