Malam ini, seperti biasanya, mata ku tak bisa sedikitpun terpejam. Bermain dengan kesepian, tertawa bersama kenangan, ya seperti itulah.Dan kali ini pikiran ku berhenti pada ingatan tentang seorang kawan lama. Cowok yang dulu paling setia menemaniku dari siang, pulang sekolah, sampai malam menjelang jam tidur kami (Mr. Moncrot, panggil aja gitu, karena dulu dia sering banget bilang kata2 "moncrot..!!". Aku sendiri gak tau kenapa. Mungkin kebiasaan aja..) Aku mengenalnya saat aku masih kelas 2 SMP. Kebetulan dia tetangga yang baru pindah di depan rumah kontrakan ku dulu. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk saling akrab satu sama lain, dan itu berkat permainan catur. (Aku memang hobi main catur, tapi itu dulu...Sekarang si ga ada lagi yang mau menemaniku main..udah bukan jamannya..hehehe...) Memang sempat ada rasa canggung mai catur denganya karena waktu itu dia sangat pendiam dan ga banyak bicara tapi akhirnya mulai terbiasa juga (malah lama kelamaan cerewetnya minta ampun, uhhh..apalagi kalo suruh ngolok2, nomer satu dech...Dia paling suka tu manggil aku dgn sebutan "the King Kong" karna dulu memang aku super gemuk buangeeettttzz....hihihi...)
Awalnya dia selalu kalah, karena memang dia bilang bahwa dia ga pernah main catur. Dia hanya tau cara menjalankan tapi ga tau bagaimana strateginya. Dalam sehari, kami bisa main berkali-kali, ga cuma satu ronde. Dan sampai beberapa waktu masih aku yang selalu menang. Anehnya, kami ga pernah merasa jenuh dalam bermain catur, hanya berhenti saat sholat, mandi dan makan (kadang kalo lagi nanggung dia juga makan dirumahku..kami udah seperti kakak-adik. hehehe..).
Semakin hari dia semakin penasaran, dia ga pernah menyerah sampai akhirnya dia bisa mengalahkanku. dan rupanya kekalahan pertama ku itu benar2 jadi awal yang buruk buat ku. Sejak itu aku hampir tidak pernah lagi menang melawan dia. malah dia kelihatan sangat mudah mengalahkan ku. Karena kesal, aku pun bilang padanya "kok sekarang aku kalah terus ya dari kamu? Padahal kan tadinya malah kamu tu ga bs main catur..!" Dia jawab "Sekarang aku lebih pinter dari kamu..hahaha..." (uhhhh, sombongnya..baru juga ngalahin aku, belum ngalahin bapak ku yang juara catur se-kecamatan. Hihihihi..) Kata ku lagi, "Dulu sama mas Avi juga gitu, awalnya aku menang terus, tapi lama2 kalah terus. Kenapa ya?" (mas avi itu juga kawan baikku yg sering main catur, tapi kemudian dia punya kesibukan sendiri dan kami jarang main.) Mr. Moncrot pun menjawab "Mau tau kenapa? Kamu selalu kalah karena kamu selalu pake strategi yang sama. Inti permainanmu bisa di baca dengan jelas. Kamu akan mudah mati langkah kalo Ratu-mu udah ilang termakan. Makanya lama2 kami mudah ngalahin kamu." Sejak itu aku mulai merubah permainanku, tidak lagi fokus dan bertumpu pada Ratu. Aku mulai belajar memaksimalkan fungsi kuda, mentri, benteng, bahkan pion dalam menyerang. Dan akhirnya aku bisa menang lagi.
Dari itu semua aku belajar bahwa dalam hidup, kita tidak bisa selalu menggunakan strategi yang sama, lingkungan pasti mengalami perubahan, begitu pun orang2 disekitar kita. Mereka selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari. Kita akan jauh tertinggal bila tidak mau merubah strategi kita dalam melakukan dan memperjuangkan sesuatu. Saat aku berusaha mengalahkan Mr. Moncrot, aku selalu gagal karena aku menggunakan strategi yang sama, sedangkan dia justru sebaliknya. Dia selalu merubah strateginya agar jadi lebih baik. Seandainya Mr. Moncrot sepertiku, selalu menggunakan strategi yg sama tanpa pernah mencoba yang baru, mungkin sampai sekarangpun dia belum bisa mengalahkanku. Intinya adalah, jangan pernah takut untuk mencoba melakukan hal yang berbeda untuk memperoleh hasil yang berbeda pula, yang pastinya berkali-kali lipat lebih baik. Karena berani mencoba sesuatu yang berbeda itu sering kali merubah kegagalan jadi keberhasilan. SEMANGAT.....!!!!
NB: Mr. Moncrot sekarang sudah menjadi seorang masinis, makanya ga bisa lagi menemaniku main catur..hehehe...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar