Menghambur pikir ku pada naungan garis-garis kegelapan
Mencoba membelah gundah dalam mengais satu jawaban
Mengapa alur jiwa tak sedikit pun mampu menuang benci
Dalam acuh sikapmu yang membuat senyum rapat terkunci
Mudah bagimu mengeratkan pecah kaca di permukaan hati
Lalu melangkah lagi dengan raut penuh seri tanpa bisa mengerti
Bahwa telah banyak nestapa tertinggal sebagai sederet jejak
Dari ringkasan luka di lembar hidup ku, juga hidupnya terserak
Seberapa layakkah kisah ini diperdengarkan sebagai nafas cinta
Atau memang tak pernah lebih dari rasa yang terlampau buta
Di sudut mana harus kuletakkan pandang akan bayangmu
Dan di sisi mana pula dia harus mengabadikan kias cintamu
Aku telah terbiasa mengulum pahit itu hingga menjadi hambar
Tak lagi tersakiti oleh hatimu yang selalu kau buka terlalu lebar
Tapi dia, sungguh tak seharusnya mengecap rasa sakit yang sama
Karena untuk merajut kepastian, kau menyita waktu begitu lama
Dia yang kini menyuguh kesetiaan menanti darimu ketetapan hati
Menunggumu menghapus kilas masa lalu agar tak lagi punyai arti
Buang saja ingatanmu padaku sebagai satu kisah tak terselesaikan
Matikan pula hatimu dari segala hasrat mendamba kesempurnaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar