Seberkas rasa dulu, dalam suatu masa pernah begitu ku sanjung
Menghempas jua sadar diri terlepas teramat jauh melambung
Dipuncaknya yang mengerucut tajam itulah harapan ku gantung
Terlalu tinggi hingga tidak dengan seorang pun aku terhubung
Hanya pada sebidang dunianya saja arah mata ini terpasung
Melebur ditengah pesonanya yang hampir ku anggap agung
Luruh kemudian patuh menerima perih yang ia tabur tanpa urung
Cinta, dengan nada indah seperti itu ia berbicara dan bersenandung
Melenakan jiwa yang memang tengah tersesat di liku tak berujung
Tak sekalipun pernah belajar memaknai rasa yang buat hati terkurung
Tak lagi mengecap kebebasan atas bahagia yang ingin berkunjung
Sebab meski benar airmata selalu mengalir dengan isak bergaung
Tetap saja ingin sepanjang usia bersamanya akhir hidup terhitung
Terus buta mata batin oleh keindahan semu yang ia bawa dalam relung
Sampai dibatas jemu, ku mulai menyadari kebodohan telah menggunung
Kini, di tumpukan nisan tanpa tulisan semua rasa ku tinggal bernaung
Tetapkan hati menapaki lain dunia dengan langkah tegar membusung
Mencoba kembali meletakkan harap di beda dimensi hidup mengarung
Kelak, mengecap manis dari cinta dengan luap ketulusan tak terbendung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar