Lihat saja seberapa tinggi pikir ini melesat saat berandai
Atau berapa banyak harap diterbangkan untuk di gapai
Tiada menyusut gebu meski ku dapati cibir menyeringai
Bukan mereka penentu atas apa yang berhak ku capai
Jangan merujuk pemahaman akan tubuh yang melunglai
Karna semangat tertancap dan tumbuh makin semampai
Terkadang lelah ku kental menggumpal seolah tak terurai
Memberi isyarat kecil bahwa perjalanan semestinya selesai
Berbisik pada hati, yakinkan ku diujungnya telah sampai
Namun tetap kucoba meraih angan yang masih menjuntai
Ditangan-Nya, gumam doa tiap malam tak pernah terabai
Hanya harus lapang menanti indah hari esok benar menggerai
Terus melangkah, patuh sungguh, ketika kasih-Nya melambai
Pasrah penuh, pasti terbaik dari-Nya sebuah akhir terbingkai
Maka tak ingin sedikit dari kepayahan ini menjadikan diri lalai
Pada selembar serat petuah bahwa mimpi tak kan pernah usai
Biar berjuta peluh mengalir, tegak berjalan taklukkan landai
Biar jatuh, terus bangkit hingga wujud dari mimpi nyata membelai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar