Rabu, 05 Januari 2011

SETELAH LUKA SELURUHNYA TERBASUH

Tak ingin lagi ku sirami benih rasa itu dengan berlebih
Jika nanti hanya akan menjadikan cinta kian merepih
Bukan memilih enggan berbunga di taman indahmu
Sekedar menjauh dari sejuk hembus bayu nan semu
Takut akan kencang terpaan nya membawa bilah tipis
Lalu perlahan menghilang abaikan duka jiwa yang teriris
Jangan pula mencoba menanam manis kata dari ujung tunas
Bila sebelum musim berganti telah layu, hilang tak berbekas
Pernah ku impikan nyaman nya bertumbuh di taman yang lain
Membiarkan apa yang ia semai membentuk akar kuat menjalin
Dan disaat ku yakin disanalah akhirnya ribuan musim kuhabiskan
Ia mulai menyemai lebih banyak benih di hatinya, tak hanya setaman
Merunduk sambil menyeru namanya berulang pun percuma sudah  
Untai janji setia nya telah terpecah belah dengan begitu mudah
Meninggalkan sejengkal tanah tempat mimpiku berakhir, lalu mati
Menyisakan sebutir benih, mengerut kering di libas waktu terlewati
Kemudian engkau datang memungut dan menanamnya di pelataran mu
Yang terasa begitu teduh karna sepenuhnya berpayung lembut sikapmu
Ulas hari berganti di tiap lembarnya terlihat seperti hampir sempurna
Semakin elok dihiasi oleh hangat senyum mu, hadirkan sekaksa makna
Tapi, tak jua ku pahami mengapa ketakutanku tak kunjung meleleh
Bergetar perih hati, selalu dibayangi sejuta luka yang dulu pernah ditoreh
Pintaku, adalah tetap bernaung di tengah pelataran hatimu yang teduh
Hingga benih itu dapat kembali tumbuh setelah luka seluruhnya terbasuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...