By: Ain Saga
Putih bersih
pangeran kelinci
setiap pagi selalu tersenyum
dimuka jendela kamarku
menghias diri
dandy dan rapi
saputangan dikiri
tak lupa dibawa berlari
lagi lagi pangeran kemari
kecup tanganku
tanda sehati
sungguh wangi segala tutur
kata hati
buat jantungku
terkagum tak henti henti
tiba tiba sang peri bunga menangis
lelap tangisnya jatuh dipundakku
usai menangis
terbata bata
keluar satu crita
pangeran kelinci penyebab segala
alangkah hitam dunia
kurasa seketika
sedu sedan tak kurasa nyerinya
karena hatiku jauh terluka
pangeran kelinci
ternyata si buaya
owh buaya mendua cinta
mengapa hati kami dijadikan
baulan..
Tiadakan cinta memaksamu setia
bukankah wanita wajib kau cinta..
Kini tinggal sepi dalam duka lara
pangeran si buaya terpasung karma
seumur hidup takkan bisa mencinta
tersihir badan jadi buaya..
Biar saja tahu rasa
buaya cinta
juara mendua
jangan ditiru sepak terjangnya
setia dalam cinta
haruslah difahami sepenuh jiwa..
Jangan seperti
pangeran kelinci
sesal kemudian tiada pernah guna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar