Purnama mengambil tahta atas elok sinaran
Menaburi hati yang butuh akan ketenangan
Setelah letih memunguti puing kebimbangan
Berhenti, tapi bukan sedang mencari alasan
Biar lensa mata menangkap secarik gambaran
Pesona cahayanya meski semu jadi kuat lapisan
Sebelum kusudahi doa dalam tajuk kepasrahan
Menyampaikan ingin diri tuk tetap bisa bertahan
Salahku membawamu di panjangnya penantian
Tak segera ku raih saat kau tawarkan harapan
Telah lama siapkan satu dari banyak jawaban
Tak urung pilih mimpiku sendiri di genggaman
Jika harus buka semua antara lembar kejujuran
Melangkah pergi bukanlah untuk meninggalkan
Tingginya cita memaksa kita terpasung dikejauhan
Andai di mengerti aku pun tak bebas dari kerinduan
Namun, percuma kini ku rangkai tiap perkataan
Tak kan pernah membungkam bisikan keraguan
Coba terima sentuhan bayu yang bawa satu titipan
Gubahan sejuta nada dari jiwa tentang kesetiaan
Cinta masih berhembus tak perlu dipertanyakan
Terus beri wangi hariku walau tak terucap lisan
Tak banyak ku meminta, hanya sedikit kepercayaan
Benar engkaulah yang kuharap jadi akhir pencarian
Tunggu aku hingga tegak menara angan terselesaikan
Menyudahi semua irama yang mewakili rasa kesepian
Percaya ketetapan hati tiada berniat mengubah haluan
Memohon kepada-Nya, penyatuan di ujung perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar