Sabtu, 02 Juli 2011

Kiamat hati

Patah hatimu
nekad mengakhiri
menuangkan secangkir
jelaga untuk ditenggak lalu mati
lalu berharap semua
akan terobati
semua akan terlewati
bagai membalik telapak tangan
tenggelam di bidik luka
menganga tak tahu langkah
kencana

aduhai apakah yang terjadi
saat saat hati kiamat
tak satupun rindu di tamadkan
hilang senyum terbunuh pedang

pedang kehidupan yang menggores pualam
di jantung perasamu
memulaskan rangkai kembara
menjadi serpih pagi buta

begitukah jiwa pecundangmu
melesat gemuruh
menghela bisu
haruskah aku yang mengujimu
gerangan apa lara dipendam?
Sebab luka bukanlah luka
sebab airmata berarti doa
sebab pedih pilu milik semua
semoga cahaya balurkan asa

bangkit lagi dan peluk mimpi
sampai akhir kita diminta kembali
barulah kita sama merengkuh hati

kiamat hati
akan mempercepat mati..
Janganlah dibawa kembali
untuk rona pagi bestari
berbuatlah
dan bersabarlah..
Semua akan bersemi lagi
yakinlah kawan..!
Karena Allah tak pernah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...