Bertunaslah gelap
selimuti belukar beton kotaku
bersemilah kelam
pancarkan modismu di relung waktu yang kian memburu
jalan jalan kota tak pernah sepi
selalu riuh alam berceloteh menjemput pagi baru
lupakan tangis dan kesakitan
yang teraba hati pikiran
kita akan cepat usang bermetamorfosis
bila semua hal dibuat fantastis
elegi hati tak terkendali
kita bukan robot seperti beton beton menjulang
kita manusiawi
punya hati dan ambisi
namun segala memerlukan doa
nafas nafas kebersamaan
yang mulai berceceran jadi serpih keangkuhan
bila kita ingin ego..
Lihatlah darahmu
bukankah warnanya sama dengan darahku?
Biarkan nuranimu membaca penuh wibawa.
Jakarta, 060911
AIN SAGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar