Selasa, 13 September 2011

Malam yang bertunas

Bertunaslah gelap
selimuti belukar beton kotaku
bersemilah kelam
pancarkan modismu di relung waktu yang kian memburu

jalan jalan kota tak pernah sepi
selalu riuh alam berceloteh menjemput pagi baru
lupakan tangis dan kesakitan
yang teraba hati pikiran
kita akan cepat usang bermetamorfosis
bila semua hal dibuat fantastis
elegi hati tak terkendali

kita bukan robot seperti beton beton menjulang
kita manusiawi
punya hati dan ambisi

namun segala memerlukan doa
nafas nafas kebersamaan
yang mulai berceceran jadi serpih keangkuhan

bila kita ingin ego..
Lihatlah darahmu
bukankah warnanya sama dengan darahku?

Biarkan nuranimu membaca penuh wibawa.

Jakarta, 060911
AIN SAGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...