Saat berjuta lelah melanda
Kau tuang secawan canda
Agar direguk yang berbeda
Dari pengap nafas didada
Aku teramat sibuk bergelut
Ditengah terpaan kemelut
Bukan tuk menangi salut
Ditiap berdecaknya mulut
Hasrat ini tak serupa tamak
Yang mendiami kalbu serentak
Tiada pula haus puji semerbak
Hanya harus kalahkan gertak
Dipandang selalu lebih rendah
Orang-orang yang dirasa lemah
Padahal hanya sedikit lengah
Lambat waktu dalam berbenah
Masih belum cukup ilmu dunia
Yang ku kais semenjak belia
Telah seperempat abad usia
Masih saja terasa sia-sia
Atau hanya aku tak pandai
Memaknai ilmu yang di pindai
Tetap pencarian tak jua usai
Malah pemahaman kian berai
Kucari sebenar-benar kawan
Tuk jadi penawar kepenatan
Dengan sejuknya rinai senyuman
Hingga tersentuh batas perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar