Ingin terus termangu di bawah hujan
Menadah rintiknya tanpa halangan
Agar lebur pilu ini dalam kesejukan
Setelah airmata membasahi renungan
Tetes ditelapakku kan menjadi bulir
Jatuh jua lewati sela jemari mengalir
Jangan di hadang riuh bayu semilir
Membelai hati yang kuyup oleh getir
Biar rintih tangis ini semakin membaur
Bersama lecutan gelegar sang guntur
Tak lagi peduli akan keping yang hancur
Dari matinya rasa yang telah terkubur
Bagaimana sanggup lanjutkan kisah
Bila yang ku ungkap hanya keluh kesah
Wajar mulanya terhenti tiap tautan langkah
Sebab kian melemah lalu kalah oleh resah
Tiada guna mencoba lepaskan dekap malam
Jika sulut amarah dijiwa tak kunjung padam
Malah membesar baranya bak dalam sekam
Hanya karena hidup tak seindah harap tersulam
Maka biar terpasung diri kini di rinai nan beku
Agar piawai memaknai bijak dalam tiap laku
Bahkan nanti saat ditingginya pitam, pikir terpaku
Mestinya hanya dengan kelapangan hati saja berjibaku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar