Selasa, 27 Desember 2011

Decak

Kuurai waktu yang kusut
terbelit kaki peristiwa
nafas malam kian pupus
mendengus dalam nadi
mencari jati sejati
menuju pagi

ku selalu menari
bermimpi
berpikir
dan menepi dengan getir

semua akan tetap teka teki
bila sutradara tak bisa memberi
terlalu murah bila cinta di taut ke lidah tiada tulang
lumutkan saja ia diam
dalam darah
yang mengalir tenang
menghangatkan
meninabubukan mayaku
jadi percik seguris kata nanti
menanti..

Pagi kan bersemi
untuk mengubur masa lalu.
Dan berpijak halus penuh bahagia
di bumi yang hijau merdeka.

Itulah bumi hatiku
yang kerap melentikkan jemari
pada nama dan liku.

Jakarta, 241211

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...