Mawar itu telah menghitam
Hanya duri saja masih tajam
Sebatas waktu yang terselam
Sekilas kisah ikut tenggelam
Pernah menanti daatang pendar
Mengharap gelap terpencar
Saat dimana kelopaknya mekar
Namun kata dibalut ingkar
Maka jangan tanya lagi
Adakah rasa tuk terbagi
Bagimu tiada sisa pagi
Setelah malam lepas pergi
Bukankah tamannya pun puing
Simalakama terus kau sanding
Menantiku adalah jerat dinding
Yang jadikan hatimu mengering
Kuntum kini lebih dari usang
Tak perlu ingatan lalu di undang
Lupakan, biar segala terbuang
Bebaskan, agar serpihnya terbang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar