Hujan, sungguh tak perlu aku keluar dari dinding-dinding kamar
Uuntuk segera mengagumimu lewat merdu rintik yang kudengar
Juga tak perlu ku menyentuh tiap tetesmu dengan dua telapak
Agar dapat merasakan kesejukanmu membelai helai jiwa terkoyak
Nuansa keharumanmu pun memikatku hingga tak sanggup beranjak
Tapi, tidaklah salah bila mungkin tak kan pernah engkau menyadari
Elok yang kau tebar diduniaku telah memberi luka tak terperi
T empatkan mata ini benar pada titik buta hingga akhirnya lupa diri
Aku ikhlaskan dengan begitu ringan sakit itu terus menari
Pelan-pelan meneguk airmata sebagai jamuan setia lalui hari
Ijinkan aku mencintaimu dengan caraku yang kupilih sendiri
Nian dalam rasa hati untukmu tak sedikitpun kan terpungkiri
Dan jika memang hati itu tak pernah berhak atas satu balas
Akan kurealakan hanya keping-keping kenangan terus terbias
Hiasi kelam ruang-ruang sempit ku yang begitu penuh batas
Biar saat ini kubuaikan diri dengan fatamorgananya hadirmu
Arungi waktu berdua saja bersama semu lirih melodimu
Getarkan lagi degup jantungku biar jadi lebih bertalu
Isak, kuabaikan saja meski tercabik ketika kau berlalu
Karena bagiku hujan tetap indah dengan apa adanya walau
Ulasan jejaknya kerap sisakan tak lebih dari sekedar galau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar