Hujan, sering kali muncul tanya dalam hati. Apa yang membuatmu begitu indah dimataku? Mungkin aku hampir tak pernah melihatmu, tapi sukup dengan riuh rintikmu, aku merasa terbebas dari sepi. Sepi, entah mengapa begitu ku permasalahkan. Sebelum sejukmu itu menyentuh relung2 jiwa, aku begitu akrab dengan sepi, bahkan begitu nyaman berbaring dipangkuan sepi, menghabiskan begitu banyak waktu bermanja dengannya. Sampai saat dimana kau tebarkan wangimu melalui celah2 kecil di dindingku. Mengikat erat kekaguman ku akan dirimu. Mereka bilang kau hanya bagian dari angan ku yang akan menorehkan luka di hati. Mereka bilang kesejukan yang kau miliki bukan hanya untuk membelai ku. Mereka pun berkata, lupakan hujan yang akan segera reda sambutlah pelangi. Tapi sungguh tak ingin ku dengar mereka semua. Biar saja ku tutup telinga ku dari semua orang dan hanya mendengar melodi yang kau mainkan itu.
Hujan, apa kau tau bahwa anggapan orang2 tentangmu tidaklah benar? Mungkin pernah kurasakan sakit, tapi itu bukan karenamu. Sakit itu karena ketidakmampuanku membingkai indahmu. Aku tak menginginkan pelangi, aku tak butuh langit biru yang lebih cerah. Karena itu semua tak berguna, tak kan terlihat indah jika aku tak beranjak dari tempat ku berdiam saat ini. Tapi bersamamu, aku tak perlu melangkah keluar, cukup tetap berdiam menikmati lantunanmu yang jg beriring kesejukan. Biarlah hatiku terus terpaut dengan keindahanmu saja, yang mampu membuatku memuji kebesaran-NYA. Karena setiap kali kudengar nada2 mu mengalun, sungguh kurasakan sujud ku pun semakin indah. Hujan, pintu ini hanya kan terbuka untukmu. Karena ruang yang ada hanyalah untuk memainkan juga memperdengarkan melodi mu. Akan kutunggu hingga kau kembali, kembali mengetuk pintu ku..Sampai hari itu, tak kan kuijinkan ruang untukmu terisi oleh keindahan yang lain.
Kamis, 23 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar