Cinta, sebuah kata sederhana namun begitu sulit dijelaskan. Betapapun para penyair mencoba menjabarkan definisi cinta dalam jutaan bait yang indah, tetap tak kan pernah cukup. Karena tiap hati punya caranya sendiri dalam memaknai cinta. Bukan sebatas keinginan untuk saling memiliki atau menguasai satu sama lain. Bukan pula sebentuk rasa yang ditempatkan pada satu ruang hati dan kemudian dengan mudah dipindahkan ke ruang hati yang lain jika jenuh mulai merambat. Cinta seharusnya adalah perasaan yang simpan hanya pada satu ruang hati tanpa pernah berpindah.
Aku memang orang yang tidak terlalu mengerti tentang cinta. Tapi aku tau benar bagaimana rasanya mengagumi gambaran cinta yang ditunjukkan oleh dua orang sahabatku, mbak Tiwik dan mas Moko. Rasanya tak perlu menyembunyikan nama mereka karena ini justru cerita yang sangat indah (dalam nyata begitu indah, tapi maaf sebelumnya, jika aku tak bisa merangkainya menjadi cerita yang indah dalam untaian kata)
Mbak Tiwik adalah sahabat yang ku kenal saat masih SMP dulu. Kami tinggal satu asrama dan mulai dekat satu sama lain. Dia merupakan sosok wanita yang sangat kuat, tegar dalam menjalani hidup. Dia divonis Muscular Dystropy (MD) atau Distrofi otot, suatu penyakit yang secara bertahap melemahkan sistem kerja otot, Dan karena penyakit ini disebabkan oleh kelainan genetik, maka adik laki-lakinya pun , mas Aris, di vonis penyakit yang sama. Penyakit ini membuat kondisinya semakin menurun tiap tahun. Awalnya, mbak Tiwik bisa berjalan seperti orang normal lain, tapi kemudian dia harus menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalan karena ototnya semakin menyempit. tidak berhenti sampai disitu, setelah beberapa waktu mbak Tiwik harus duduk di kursi roda (Saat pertama kami bertemu, dia sudah harus menggunakan kursi roda). Sama halnya dengan mbak Tiwik, kondisi mas Aris pun semakin lama semakin menurun. Dokter mengatakan bahwa umur mereka tidak akan panjang karena sebagian besar dari penderita Muscular Dystropy (MD) meninggal di usia remaja sampai 20-an tahun.
DOKTER ITU SALAH BESAR...
Karena semangat hidup mereka yang sangat besar, mereka mampu bertahan...........
Kondisi mbak Tiwik dan mas Aris masih baik sampai saat ini, walaupun kemampuan gerak mereka memang menurun.
Kondisi mbak Tiwik dan mas Aris masih baik sampai saat ini, walaupun kemampuan gerak mereka memang menurun.
Kembali ke pokok cerita tentang mbak Tiwik dan mas Moko.
Mbak Tiwik dianugrahi wajah cantik dan suara yang merdu. Wajar kalau banyak lelaki yang suka dan jatuh hati padanya. Aku memang hanya setahun tinggal di asrama itu, tapi setelah pulang ke semarang pun kami tetap saling memberi kabar. Jadi sedikit banyak aku tau tentang beberapa kisah cintanya sebelum dia bertemu mas moko (tapi bukan berarti dia playgirl, itu hanya perjalanan sebelum bertemu orang yang tepat, RAMSES DWIATMOKO). Mas Moko adalah salah satu kenalan teman kami diasrama yang nge-kost tidak jauh dari asrama. Pertama bertemu mb Tiwik, mas Moko langsung jatuh hati. Meskipun waktu itu mbak Tiwik sudah punya seseorang untuk berbagi hati. Seorang yang bisa dikatakan sebagai idaman baginya, lelaki dengan wajah lumayan tampan, mudah bergaul dan humoris. Tapi mas Moko tak pernah peduli semua itu. Dia bilang, "aku tidak peduli apapun, asal bisa terus ada disampingmu untuk mencintaimu, itu cukup bagiku, meski aku harus menjadi yang kedua". Akhirnya mbak Tiwik mengalah, dia menerima cinta mas moko dan mulai menjalani cinta dua hati.
Mbak Tiwik sadar sepenuhnya bahwa dia tidak bisa terus berada ditengah dua cinta. Mau tak mau dia harus memilih dan saat itu mbak Tiwik memintaku untuk menguji mas Moko dan mas xxx (lelaki yang lebih dulu menjalin hubungan dengan mbak Tiwik, yang tak kuingat namanya, karena tak terlalu penting), mencari tau siapa yang benar-benar mencintainya dan sanggup mendampinginya seumur hidup. Tes pun dimulai.
Aku mulai menggirim sms pada mas xxx, bilang "hai, boleh kenalan ga? dan bla bla bla...." sms-an terus berlangsung sampai akhirnya aku tanya, "apa kamu udah punya cewek??" dengan enteng dia jawab "belum." Dan malah mengajakku bertemu ditempat dia biasa main (ini baru playboy).
Selanjutnya, aku pun mengirim sms yang sama pada mas Moko (the hero of the story). Atas permintaan mbak Tiwik, aku mengaku sebagai gadis yang tergila-gila dan memang sedang berusaha mengejar cinta mas Moko dan bilang "apa lebihnya Tiwik dibanding aku? Tiwik cuma seorang yang tidak bisa apa-apa. Jangankan menjadi istri dan mengurus suami, mengurus diri sendiri saja dia tidak akan mampu. Dia hanya akan jadi beban untukmu. Jika terus bersamanya, suatu saat kamu akan menyesal seumur hidupmu."
Gadis yang sangat mengharapkan cinta dari mas Moko itu memang cantik dan tidak memiliki kekurangan secara fisik. Hal itu membuat mbak tiwik bertanya-tanya mengapa mas Moko lebih memilihnya. Diluar prediksi, inilah jawaban mas moko, "Aku mencintai Tiwik dgn segala apa yang ada dalam dirinya. Bagiku dia lebih dari seorang wanita sempurna yang pantas mendampingiku. Tak kan pernah ada kata menyesal dalam kamus hidupku. Jangan pernah lagi menghubungiku dan menjelek-jelekkan orang yang kucintai seperti itu! Karena tak akan ada yang bisa merubah pilihanku termasuk kamu."
Aku pun yakin sepenuhnya siapa lelaki terbaik yang harus mbak tiwik pilih. Tapi memang tidak mudah bagi mbak Tiwik untuk melepaskan mas xxx, karena saat itu justru mbak Tiwik lebih mencintai mas xxx (entah apa yg menarik dari cowok playboy seperti itu). Mbak tiwik masih meneruskan hubunganya dengan dua hati ini. Kemudian, entah itu kebetulan atau bukan, kedua lelaki ini datang menemui mbak Tiwik pada waktu bersamaan. Pertengkaran pun terjadi karena mas xxx tidak tau tentang mas Moko (tapi bagiku sebenarnya mas xxx tidak berhak protes karena jelas dia tidak serius menjalani hubungan dengan mbak Tiwik).
Mas Moko tau saat itu mbak Tiwik lebih mencintai mas xxx, jadi dia putuskan untuk mengalah dan berkata, "kalau kamu memang sangat mencintainya dan dia bisa memberimu kebahagiaan, aku rela mengalah dan melepaskanmu bersamanya. Aku yang akan mundur demi kebahagianmu.". Mbak Tiwik benar-benar bingung. Disatu sisi, berat baginya untuk melepas seorang yang dicintainya, tapi disisi lain, dia sadar ada seorang yang lebih mencintainya, yang rela mengorbankan apa saja hanya untuk melihatnya bahagia. Setelah berpikir panjang, akhirnya mbak Tiwik memutuskan untuk melepaskan mas xxx dan kembali pada mas Moko, seseorang yg mencintainya apa adanya. Aku sempat datang ke asrama Solo untuk menemui mas moko dan mbak tiwik setelah itu. Untuk pertama kalinya aku bertemu mas moko dan hal pertama yang dia ucapkan adalah "dek Nita, makasih ya tes nya..." Harus ku akui aku sangat malu saat itu (hehehe..maaf ya mas Moko).
Setelah beberapa waktu pacaran, mbak Tiwik dan mas Moko pun memutuskan untuk menikah. Semua memang tak semudah pernikahan orang lain. Banyak yang harus dipertimbangkan karena kondisi kesehatan mbak Tiwik yang terus menurun. Mbak tiwik menjelaskan pada mas Moko bahwa nantinya dia akan semakin sulit bergerak dan selalu butuh bantuan dalam melakukan aktivitas, dari tahun ke tahun dia akan semakin tidak bisa mandiri. Bahkan mbak Tiwik juga bilang bahwa karena kondisinya, mungkin saja dia tidak akan bisa memberi keturunan untuk mas Moko. Mbak tiwik menjelaskan secara detail resiko apa saja yg mungkin terjadi bila mereka menikah. Selain itu mereka harus menghadapi pertentangan baik dari orang tua mas Moko maupun orang tua mbak Tiwik sendiri. Orang tua mas Moko tidak menyetujui pernikahan mereka karena branggapan bahwa masih banyak wanita lain yg lebih baik dari mbak Tiwik (yang mungkin normal secara fisik), sedangkan orang tua mbak tiwik tidak setuju karena saat itu mas Moko belum punya pekerjaan . Tapi dengan tegas mas Moko mnjawab "Tak perlu mengkhawatirkan apapun, kita bisa lalui semua bersama. Segalanya akan baik-baik saja.". Mas Moko terus menguatkan mbak Tiwik. Mas Moko tak pernah mempertanyakan apa yang bisa dan yang tidak bisa dilakukan mbak Tiwik untuknya. Yang ada di benak mas Moko hanyalah apa yang bisa dia lakukan untuk kebahagiaan mbak Tiwik. Tak masalah jika mbak Tiwik tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga sama sekali. Cinta mbak Tiwik sudah lebih dari cukup untuk jadi alasan menghabiskan sisa hidup bersama. Mbak Tiwik pun melakukan hal yang sama, dia meyakinkan mas moko bahwa nanti akan ada pekerjaan yang baik untuknya. Setelah beberapa lama, mereka berhasil meyakinkan orang tua mbak Tiwik, meskipun orang tua mas moko tetap tidak memberikan restu. Dan akhirnya mereka menikah. (Sedikit menyesal rasanya karena aku tidak bisa datang di hari bahagia mereka).
Beberapa bulan setelah menikah, mbak Tiwik hamil. Subhanallah, sungguh tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Padahal dokter telah mendiagnosa bahwa mbak Tiwik tidak akan pernah hamil. Namun, masa kehamilan tidaklah mudah bagi mbak Tiwik, dia harus rajin check up ke dokter. Kehamilan bagi penderita Muscular Dystropy (MD) merupakan kasus yang sangat jarang dan hampir tidak pernah terjadi. Bahkan dokter pernah mengatakan pada mbak Tiwik, jika nanti kehamilanya itu membahayakan nyawanya maka dia harus rela menggugurkanya. Tapi mbak Tiwik terus bertahan sampai akhir. Setelah kurang lebih 9 bulan menjalani perawatan rutin, mbak Tiwik melahirkan dengan operasi sesar, dengan kondisi ibu dan bayi sehat sepenuhnya (alhamdulillah). Padahal sebelum operasi berlangsung, dokter mengatakan pada mas Moko bahwa kemungkinan hidup bagi mbak tiwik hanya 20%. Rasa takut tentu saja makin besar untuk mas Moko, tapi dia terus meyakinkan diri dan berdoa, semoga semua berjalan seperti yang diharapkan.
Segalanya berjalan dengan baik, putra mereka yang di beri nama Rafif Safa Alzena tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif, dan juga sangat pintar. (Maka yakinlah bahwa tak kan ada doa yang sia-sia.) Orang tua mas Moko pun mulai menerima hubungannya dengan mbak Tiwik seiring kehadiran Rafif. Mereka mulai mau berkunjung ke Ngawi, rumah orang tua mbak Tiwik, tempat mereka berdua tinggal. Dan karena mas moko lulusan teknik sipil, masih dalam satu bidang dengan orang tua ku, maka dia pun di minta ke Semarang untuk membantu bapak. Semua berjalan lancar meski mas Moko harus rela terpisah dengan anak istrinya demi pekerjaan. Satu bulan sekali mas Moko menyempatkan pulang ke Ngawi.
Hari-hari berlalu dengan sangat indah dengan cinta dan ketulusan yang luar biasa. Namun ditengah kebahagiaan itu, Allah kembali menguji mbak Tiwik yang menjadi tanda bahwa Allah sangat mengasihinya. Karena ujian adalah salah satu wujud kasih sayang Allah. Ketika berusia dua tahun, tiba-tiba Rafif sakit, badannya panas. Kemudian dia pun dibawa ke dokter dan hanya didiagnosa mengalami demam biasa , sehingga diperbolehkan pulang. Tapi setelah beberapa hari bolak balik ke dokter, ternyata rafif belum sembuh juga, panas badannya terus naik turun, sampai akhirnya dia dirujuk ke RS yang lebih besar. Dan disitulah baru diketahui kalau Rafif menderita radang otak. Tapi semua sudah terlambat, radang terlanjur menyebar ke semua organ dalamnya, Rafif pun meninggal beberapa jam setelah tiba di RS.

Ada yang membuatku sangat kagum, yang kutemui disana bukanlah kesedihan melainkan cinta yang sangat besar. Cara mas Moko memandang mbak Tiwik begitu penuh cinta dan ketulusan, hingga akupun iri melihatnya. Begitu rapi mereka menyembunyikan tangis kepedihanya dan saling menguatkan satu sama lain. Mbak Tiwik masih bisa menunjukkan sifat manjanya yang justru terlihat begitu romantis dimata ku. Mas Moko pun seperti tak pernah lelah tersenyum untuk mbak Tiwik. Aku melihat bagaimana romantisme yang sebenarnya ketika mas moko membangunkanya untuk sholat subuh, menggendong mbak tiwik naik ke kursi roda, menyisir rambutnya dengan sangat lembut, mengantar dan menemaninya ke kamar mandi, memenuhi apapun yang mbak Tiwik butuhkan dengan begitu sabar dan penuh kelembutan. Belum pernah ku lihat cinta sebesar itu sebelumnya. Cinta mas Moko untuk mbak Tiwik adalah cinta yang tidak mencari kesempurnaan, tapi justru berusaha menyempurnakan mbak tiwik dengan cintanya itu. Tidak peduli seperti apa orang lain melihat pasanganya, tetap saja dia menempatkan permaisuri hatinya disinggasana paling indah direlung jiwanya. Tak peduli sebesar apa rintangan yang akan dihadapi, dia tetap yakin bahwa dia bisa melaluinya bersama orang yang dicintainya, dalam balutan kasih sayang-NYA yang hakiki. Aku pernah bertanya kenapa mas Moko begitu mencintai mbak Tiwik. Mas Moko hanya tersenyum dan berkata bahwa dia pun tidak tau alasannya. Karena baginya cinta itu terjadi begitu saja. Cinta yang tanpa sebab , kecuali karena kuasa-NYA inilah yang membuatnya begitu indah, kuat, dan tak lekang oleh waktu. INILAH WUJUD CINTA SEBENARNYA
Ku akui betapa aku sangat iri pada cinta kedua sahabat ku ini, aku berharap kelak akan ada orang yang bisa mencintai ku sebesar itu, sedalam itu, setulus itu. Seorang yang tak hanya bisa menerima segala kekurangan yang ada pada diriku, tapi juga berusaha menjadikanku lebih baik lagi.
Memang tak pernah ada yang tau rahasia Sang Maha Pengasih dan Penyayang, yang pasti selalu ada rencana yang indah di balik musibah. Tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Empat bulan setelah meninggalnya Rafif, mbak Tiwik menelponku dan memberi tau bahwa dia hamil lagi. Betapa senangnya aku mendengar kabar itu. Mbak Tiwik dan mas Moko telah membuktikan bahwa cukup dengan meyakini kebesaran kuasa-NYA dan cinta yg besar pada satu sama lain, maka tidak ada yang tidak mungkin didunia ini.
Dan sekarang ini mbak tiwik sedang menjalani perawatan di Solo untuk menunggu kelahiran anak keduanya. Operasi sesar akan dilakukan 2 minggu lagi. Kepada semua yang membaca tulisan ini, saya mohon doanya agar operasinya berjalan lancar, ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar