Menelakuplah kedua telapak tangan
Diam dihadapan lilin pengharapan
Coba menahan padam dari tiupan
Agar esok tak di bayang kegelapan
Lalu, saat terbuka mata kehidupan
Merangkum lagi doa dalam lisan
Menyirami jiwa dengan keikhlasan
Seperti embun setia basahi dahan
Ketika waktu berganti laman
Mestinya tetap ada dalam barisan
Menyadari kita hanyalah insan
Sekujur badan penuh kelemahan
Jika pinta masih dalam penundaan
Bukan berarti dirundung pengabaian
Hanya uji kecil untuk kesabaran
Menanti kuasa-Nya mengabulkan
Duka juga adalah bentuk pemberian
Mengukuhkan iman dalam kesetiaan
Lapangkah hati di hujam cobaan
Tegakkah langkah di iring rintangan
Cinta-Nya meruah bersama ketabahan
Kasih-Nya merekah di basuh kepasrahan
Jangan lagi berdalih atas nama penderitaan
Wajar adanya ditengah pencapaian impian
Tak patut selalu mengeluh dalam tangisan
Tak pantas menuntut dengan kepongahan
Kalam-Nya terbaik diantara banyaknya pilihan
Rancangan-Nya sempurna menatah masa depan
Selalu terselip makna dibalik kesulitan
Menjadi sebuah proses pendewasaan
Tak perlu coba menerka rahasia Tuhan
Telah pasti indah nanti pada penghabisan
Puisinya bagus, sangat mendalam. salam kunjungan.
BalasHapusblog yang semula di http://www.kumpulankaryapuisi.blogspot.com (Kumpulan Karya Puisi) sekarang berubah menjadi : http://www.puisikita.co.cc/ (Puisi Kita). Terima kasih Sahabat.
makasih kunjunganya.. :)
BalasHapus