by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Terbit Rasa Di Pundak Jiwa,
Kala Senja Melabuhkan Angannya,
Capik Sudah Langkahan Kembara,
Tersedu Angan Mendesir Petaka.
Acap Kali Sabda Bergema,
Awas Bisikan Iblis Celaka,
Terusan Mamai Mendendang Dunia,
Direnggut Nafsu Sandaran Hawa.
Denai Dijarah Mencari Timba,
Konon Perigi Sudah Tersedia,
Bekal Diratah Menjilat Sisa,
Pulang Hampa Kudrat Tersia.
Esak Tawa Mencela Usia,
Dimamah Gering Lelah Didada,
Terkulai Layu Mengenang Angkara,
Meratap Tangis Bingkisan Hiba.
Sabtu, 05 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar