Kamis, 27 April 2017
Tapak jejak gunung biru
Tapak jejak gunung biru
Di atas nya kama ratih, menengger dalam pangkuan kertas-kertas putih
Selambang getik tulisan merenda jentik jemari zaman
Itu dulu; konon pejaka menenteng mahar bulan
Untuk di khitbahkan sebagai mahar cahaya waktu
Pun senandung lembah tak celah mengusung kekuatan hati
Rindu bertaburan, cakwala begitu sempit akan benang cindai,jingga seakan bukan lagi kuasa pujangga berkasih.
Hingga labuhan teluk tersebut cuma pengesahan antara rasa.
Aku dan kamu
Namun perintah waktu sungguh mengkafankan ingkar janji
Ratih tersabit, bola-bola indahnya seketika menjerit, menanggung abu yang menusuk-nusuk kalbu
Sedang sang punai asik mengarungi khayangan
Tanpa menoleh mahligai yang terpasung mendung.
Jakarta 2342017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar