Sabtu, 05 Februari 2011

Dalam Lamunan

By: Arista Putra



Entah apa yang terjadi di depanku saat itu

Merobek sendu diantara luka-luka yang menganga

Jiwa yang riang tanpa beban seolah menari diantara jendela-jendela yang pecah

Riuhnya pun tak terasa dalam ingatanku



Aneh memang mendengar dan merasakannya

Namun kurasa ini karena satu beban yang tak bisa kuabaikan

Yah, aku patut tersenyum

Walau mungkin menyakitkan bagi yang tersadar

Mungkin juga melukai bagi yang tak siap



Aku tak menyalahkan

Bahkan pada deretan bangku kosong sekalipun

Bisa jadi ini karena Robb-Nya

Setidaknya kereta ini masih terus berjalan.



Sadarkah??

Entahlah.. setidaknya ini kurang dari  ¼ perjalanan keretaku

Masih banyak stasiun yang harus kulewati

Masih banyak pula orang yang akan kutemui



Perhentianku masih jauh

Dan aku takkan kenal lelah untuk terus terjaga

Secangkir kopi ini kuyakin membuatku lebih dewasa

Dan sepotong roti ini kelak akan menjadi penolong di kala lapar

ditemani para sahabat yang terus berkelakar di sampingku.

serta quranku ini, tambatanku dikala susah senangku



Terimakasih ya Robb..



Terimakasih sahabat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...