By: Ain Saga
Tak sanggup airmataku
menatap bayangmu
yang luruh dihempas hujan
tanah basah berdaki ini
mengotori lembut tanganku
namun ku tak peduli
terus saja nafasku mengejarmu
meneriakkan kata
jangan pergi
seakan suara hujan ditengah telaga
tak hiraukan segala nada bicara
aku lelah dengan aroganmu
aku tertawan dalam sendu
kaki ku terasa ngilu
darahku membeku
kau cemburu
kau egois
tanpa kau sadari
kini saat ku bernjak
bayangku luluh
disaput hujan
dingin mengikat hatiku
berharap semua akan berlalu
tak ingin ada kehilangan
namun semua harus terasakan
di lubuk tempat mawar kusimpan
bening seperti tetes hujan
yang mewakili kepedihan
hilang pergi seraut mimpi
simponi penuh detak elegi
haruskah kumati karena ini?
Karena biru laraku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar