Kamis, 19 Mei 2011

Menanti Rotasi Waktu

Malam ini ingin menatap purnama
Entah harus menunggu berapa lama
Hanya menghadap kelam yang sama
Larut dalam hening tanpa satu nama

Bila sesal baru kini pelan mengerat
Katakan bahwa itu sudah terlambat
Lubang di jiwa tak bisa tersumbat
Meski laku salah tiada alpa diingat


Untuk apa terus membingkai langit
Dengan sisa cahaya mata cuma sedikit
Tak kan mudah jadi alasan tuk berkelit
Rembulan telah terbelah berbentuk sabit


Percuma berdiam menanti rotasi waktu
Tak kan mungkin mundur pada masa itu
Hari kemarin terkubur dalam batu-batu
Tersisa esok yang buka lebar tiap pintu


Menunggu selesai raut anak panah harap
Dititik buruan tertinggi kan tertancap
Hingga seluruh pencarian telah lengkap
Tak berjeda walau airmata tak terusap


Sadar benar ku keliru menapak jejak
Di tengah udara yang justru menyesak
Namun sia-sia pula menyerukan isak
Tak berubah hanya dengan nyaring teriak


Biar tuntaskan rajutan tugasku disini
Sampai usai semua perkaraku di kota ini
Meski jauh dari rona bahagia tak menemani
Sebab terlalu banyak hati memberat terbebani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...