Beri untukku lembaran kain pengusap debu
Jernihkan kembali pecahan cermin kalbu
Wajarkah bila cawan tak lagi terisi air tebu
Berganti empedu pahitnya berkali seribu
Rasa itu menembus hingga tercipta retakan
Tak lama pula tuk segera nampak kehitaman
Keruh yang mengotori itu adalah kebencian
Menumpuk tebal dari repihan kemarahan
Begitulah elok suaranya kudengar berbisik
Menenangkan kemelut jiwa karna bias pelik
Menghalau gemuruh geramku tak memekik
Menghentikan layang dendam kian menukik
Ia yang coba membuka lebar bentang kain itu
Tanpa peduli berapa panjang berlalunya waktu
Menghapus debu dan merekatkan satu per satu
Pecahan hati pada bingkai baru kembali menyatu
Lirih lembut ucapnya dalam merangkai kata
Berpesan padaku agar berdamai dengan derita
Sembari menyambut jejak baru dari rasa cinta
Bukan hanya untuk sesama tapi juga Sang Pencipta
Jika Sang Maha Besar begitu murah memberi ampun
Tak bisakah manusia menjadikan kata maaf tertenun
Suguhkan pada penebar luka senyum penuh anggun
Begitulah nasehatnya yang buatku tak henti tertegun
Tanpa sadar terlalu dalam aku telah tertelan rasa benci
Melumuri diri sendiri dengan ketus hardik dan caci
Selimuti nurani dengan rajutan kelam kuat mengunci
Hingga tak mampu lagi memancar kasih nan suci
Cukup, akan kusudahi saja segala kebodohan ini
Memilih untuk memaafkanmu atas kepedihanku disini
Bahkan mengucap terimakasih untukmu sebab kusadari kini
Kepergianmu membawa dia yang lebih indah kesisiku, untuk menemani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar