Sabtu, 21 Mei 2011

Merelakanmu, Tiada Sesalku

Waktu membawaku ke sebuah persimpangan
Terasa tak asing persis seperti pengulangan
Belum lama aku sadari arti dari pertemuan
Yang terlihat kecil diantara tari rerumputan

Bahkan terlalu panjang jalan memilah-milah
Membuka telapak agar himpitannya terbelah
Namun kini tetap tak bisa buat ego tergugah
Meski akui kehampaan hidup tak kan terbenah


Kala itu seseoang dengan bekal ucap berbisa
Menawan hati hingga benar-benar hilang kuasa
Rela ku reguk perih sebagai tetesan air biasa
Habis rasa ku mengalir di kebohongan tak bersisa


Saat itu pula ku dapati kesetiaanku tak berarti
Tiada lebih berharga dari seonggok benda mati
Maka mulai ku lukis cinta layaknya tajam belati
Jauhkan dari diri sebelum melukai akhirnya nanti

Pergi, menyendiri bersama larut selaksa duka
Pahami ada bunga yang kan lebih dalam terluka
Bila aku bertahan di tengah cerita yang ia buka
Meski di atas perih ku laksana tersiram cuka


Lalu, ku tutup jalan bagi hadirnya pelita
Memilih tuk biarkan nurani semakin buta
Agar tak lagi terpikat pada kebodohan cinta
Tak biarkan kehancuran tersentuh atau tertata


Sampai ambang membatunya jiwa kau hadir
Penuh sabar menghapus angkuhku yang terukir
Selangkah demi selangkah risau pun tersingkir
Tak lagi takuti rasa sakit akan menjadi akhir


Bersedia mengubur sketsa kelam hidupku
Cairkan lagi kasih dihati yang lama membeku
Memulai denganmu renda harap baru biar terpaku
Luangkan untukmu beriring di sisi berliku jalanku


Kini seperti memberi luka pada bunga yang lain
Berbeda kisah, namun tetap perih nyata memilin
Bagai menuang untuknya panas lelehan lilin
Adanya diriku memecah persahabatan yang terjalin


Ia adalah bunga yang ingin mekar ditaman milikmu
Lebih dulu menyemai sebentuk cinta hanya untukmu
Meski tak pernah kau sadari ia menanti tanpa jemu
Berharap kau beri cinta dalam pupuk yang kau ramu


mampukah aku metutup mata seolah tidak melihat
Pedih jiwa telah ia rasa di tiap sudutnya menyayat
Airmatanya tumpah ketika hati kita saling terikat
Kesedihannya menabur untukku pilu teramat sangat


Cukuplah nyanyian cintamu untukku berirama
Senandung kasih ku untukmu lantang menggema
Tapi tak kan bisa dijadikan alasan bagi kita bersama
Sebab disela tangisnya bahagia tak sanggup kuterima


Maafkan hatiku tak mampu pertahankamu dalam keras coba
membiarkan sekali lagi keegoisan ku mengalah pada rasa iba
Merelakan ia tumbuh bersemi di taman yang juga kudamba
Sendiri lagi menyusuri jalan ini sampai diujungnya aku tiba


Tiada sesalku karena yakini kau kan slalu di rangkul bahagia
Bersamanya yang menghujanimu cinta hingga tutupnya usia
Senantiasa dimainkan olehnya untuk merdu nada-nada aria
Lebih indah dari kidung sanubarikuyang sekilas tampak sia-sia


"karena cintanya untukmu lebih dalam dari cintaku, dukanya pun lebih dalam jika kau bersamaku.....belajarlah mencintainya sedalam cintanya untukmu, dengan begitu tiada sesalku melepasmu"

1 komentar:

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...