By: Ain Saga
Kuhitung waktu terasa sembilu
seakan semua anak panah
tertanam tajam tusuk jantungku
langit yang rupawan
terasa maya dimataku
kawanan burung kecil terbang
diatas pohon rindang
memaku perhatian
sandarkan kepedihan
dibawah rindangnya yang sunyi
meranggas daun daun dihempas
kemarau
jalan lengang tiada tanda kehidupan
kubiarkan raga terduduk
dalam renungan
kutahankan sakit di tasbih
keinginan..
Aku terdiam
lemah tiada cahaya
hanya desau angin jadi kawan
menyibak lamunan
antara asa dan putus asa
kumeringis sadapkan luka
bisakan lara di jelaga muram
tak tahu arah pulang
selain dengan kiblat doaku
mengaduh dan tertegun
saat kutemukan gubuk kumuh
diantara gulita malam
kuketuk sesaat dan tunggu sajian
seorang nenek menyapaku hangat
masukkah cucuku
bukankah udara tak bisa membaca hatimu??
Airmataku turun tanpa kuundang
terkenang ayahku
terkenang ibuku
adakah mereka akan kehilangan
saat kujauh dari dekap kasihnya
ataukah hanya sesaris lagu rindu
terselip diantara diari mimpiku
aku tak tahu
seperti apa wajah meraka
karena semua hanya reka belaka
ah..andai saja aku punya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar