Kepingan cerita
usang termakan usia
bergetar balurkan lara
mengedip disisa warna
pelangi yang indah nirwana
akankah berganti maya
menunggu satu hati
tiada hingga
dermaga putih
kini sunyi berganti
jingga cahaya
kunikmati secangkir kasih mesra
dari hati merah
beraroma mawar syurga
tersenyum hati
peluk janji yang abadi
tak henti segara
kan ku selami
bilakah langit jadi saksi
ramai jalanku dipenuhi kata
rangkai jemari selalu mesra
andaikan kau takkan kembali
di sepenggalah usia
biar rentaku jadi hiasan
malam nirmala
tempat kita bertukar getaran asa
biar kupeluk sehangat bianglala
kuciumi warna warna mustika
pelangi cintaku
akan tetap ku puja
sehening malam
beranjak tua
seharap rasa setia slamanya
dawai hatiku
kan tetap indah berirama
padukan tujuan
dalam dahaga harap cinta
inikah akhirnya
ku kan terus berdoa
kulum asa
didetak takdirNya
ridho kan segara
berairmata
ku yakin Dia akan berikan
permata..
Hidup selalu harus tegar
setegar karang menjaga ombak
gelombang.
Agar tak hilang dari bayangan
tak sirna
dihempas zaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar