Senin, 13 Juni 2011

Kembali Pada Naungan-Nya

Tak akan sanggup jiwa merengkuh zuhud
Sebatas keras mencoba khusyu' dalam sujud
Masih menggunung harapan ingin terwujud
Tiada mampu lepas duniawi sebagai maksud


Menyelami pemikiran nyatanya begitu dangkal
Menyemai benih-benih kesombongan atas akal
Padahal tak satupun kebenaran-Nya tersangkal
Terliup kesadaran pada keberadaan yang tak kekal


Betapa mudah tersesat dalam perjalanan hati
Terus terlena kepura-puraan seolah tak mengerti
Perlahan terbiasa dengan nurani yang terkhianati
Seperti terhinggapi setitik debu, sungguh tak berarti


Keruh aliran dari hujan kehidupan masih berpacu
Tanpa tau di muara yang mana airnya mengacu
Segala guruh gemuruh riuh keduniawian ini rancu
Ketika diam pun menyulut nafsu meski tanpa pemicu


Mestinya mengucap syukur untuk tiap helai nafas
Bukan menuruti tamak diri dan membuang ikhlas
Sulit menahan lemah hati saat iman mudah terbilas
Sedikit terhimpit, lalu berontak ingin lepas nan bebas


Mencoba lari dari dekap kasih-Nya dengan begitu pongah
Mempersalahkan ketetapan-Nya saat menyandang kata kalah
Tak menyadari, bukan dengan percuma goresan nasib di ubah
Harus siap ditukar lirik-lirik penuh kerja keras yang di gubah


Maka diujung keterbatasan, kepada_Nyalah menitip asa
Mengurai keangkuhan batin yang diracuni pertentangan rasa
Melerai berkecamuknya emosi yang tak terangkum bahasa
Menutup hidup akhirnya, kembali pada naungan Sang Maha Esa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...