Minggu, 26 Juni 2011

Kumpulan puisi luka

Malam tanpa bintang
hitam dalam keramaian
unggas malam
dingin dalam kebisuan mencekam
mengenang kumpulan luka
yang berani kau torehkan
ke jantung perasaku

padahal kau menyebutku kakak
kau merengek dan kerap
menggenggam erat tanganku
saat jatuh dan terinjak

kau bahkan makan semeja denganku
kau minum susu dari rahim yang sama
kau gamang
dan aku menenangkan
kau bimbang
dan pelukanku menentramkan

saat kau lapar dan kehausan
sedang kemarau begitu mencekam
langit hujan

dan aku membagi bekal rotiku
kepadamu
lalu kau mengaduh lagi
ku masih lapar kakak..
Matamu
ketika itu
adalah mata lugu dan jujur
lalu tanpa berpikir lambat
berhujan hujan
aku belikan lagi dua potong roti diseberang jalan besar itu

kulihat matamu seketika bercahaya
menatap bintang dimanikku
kau lahap roti tanpa malu
kau biarkan aku menatapi
surga di mulutmu

namun kini kau berdiri
lebih kokoh dariku
kau mulai berpaling dari rinduku
menepis kasar uluran tanganku
aku jauh lebih perkasa darimu
kakak..
Begitu celotehmu
bahkan airmata kepedihanku
adalah goresan suaramu
yang menginjak rasa sayangku

dimanakah nuranimu?
bila benar kau memang adikku
yang pernah kutitipkan cinta didalam darah nadimu..?

Dunia dan nama
telah memisahkan gumpalan rasa
rindu dan cintamu..

Atau kau malu memanggil aku kakak
karena pundi pundi disakumu
telah mampu membeli senyuman bidadari kahyangan?

Apakah kau lupa..
Sesungguhnya Dia sangat Maha
Segala.

Jawablah adikku!
Jawablah aksara darahku..
Di jantung merahmu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...