Manis butir-butir gula dilidah
Entah mengapa begitu mudah
Nan lekasnya cair bersama ludah
Akan tertelan tanpa bisa tercegah
Tapi ingatan akan rasa tak berubah
Ada slalu meski beda warna dikemah
Rasa yang hampir sama dikecap
Enggan terlupa meski tak terucap
Makin nyata dan tak kunjung lesap
Antara celah penuh nuansa senyap
Hadirkan wangi bergegas merayap
Aroma hidup pun kian jadi lengkap
Nyaris seluruhnya getir yang lenyap
Cinta, sejenak teresapi diujung hati
Irisan kecil manisnya cukup jadi bukti
Niat tulus berbalut setia telah menanti
Tersuguh sempurna sebagai goresan arti
Antara remah tipis yang harus dimengerti
Dulu, pahit merata dipermukaan perasa
Ingin segera berganti walau hambar tersisa
Bahkan tatapan mata bak terhalang kasa
Emban kegelapan menjadi gambaran biasa
Lembut kepalsuan dikulum bagaikan bisa
Anyaman luka menyebar hingga hampir binasa
Nadi seolah tak berdenyut sungguh diluar kuasa
Gagap dalam kata sebab ada tetes racun leluasa
Aliri ruas raga lewat dusta dalam regukan asa
Sempat pupus tak tertinggal segenap harapan
Entah, tiada lagi senyum penenang ratapan
Dipayungi selembar duka disepanjang degupan
Enggan sudahi pedih hingga kau bawa persahabatan
Rebahkan lagi sebentuk impian di kedua tangan
Hiasi waktu dengan harum remahan cinta perlahan
Aku pun menatanya dibelanga sederhana pelan-pelan
Nafasi lagi selanya dengan nalam kasih beriringan
Agar tak lelah jemariku memberi untukmu keindahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar