Rabu, 22 Juni 2011

Meski Penuh Dengan Luka

Tak perlu diantar pada musim semi
Agar semerbak bunga itu mengharumi
Cukup tertanam di sebagian kecil bumi
kedalam pikiran aromanya menyelami

Ketika tiba saat mekar bagi kuncup melati
Wanginya tersemat hingga ke dasar hati
Melekat disepanjang waktu yang terlewati
Selayaknya pula keteguhan dalam menanti

Walau akui terkadang tangkainya jadi ringkih
Dan semburat bersih warnanya terambil alih
Berharap kesetiaan kan sekuat goresan putih
Namun tak bisa ingkari letih tak jua merepih

Maka sebelum seluruh kelopaknya layu
Kemudian jatuh satu per satu di iring bayu
Hadirlah sejenak hentikan nada mendayu
Kemudian mengangkat sluruh selubung sayu

Disini, hanya pernah dinyanyikan melodi sendu
Semakin pilu bersama sahutan tangis tersedu
Angin itu tak merhembus, kecuali di tiup rindu
Hanya diam dalam kesepian tak mampu mengadu

Kuncup yang tersisa pun enggan untuk terbuka
Sebab dunianya serasa begitu penuh dengan luka
Tetapi wangi udara merayu tuk berbaik sangka
Bahwa memilih hidup, bukanlah kesia-siaan belaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...