Kamis, 21 Juli 2011

Mengapa hatimu berdinding?

Aku tahu tentangmu
tentang gurisan pelangi
ditiap tarian aksaramu
aku tahu sifatmu
gaya nafasmu
lincah gerak tarianmu

aku hanya tak mau bicara
diam itu istimewa
tapi bukan berarti tak boleh bicara

kini aku bicara
lewat angin berhujan
aku menyesali adamu
titik demi titik yang melukis
namamu kini mengendap lara
di nadi tanganku

aku tidak ingin hadiahkan luka
dalam pelukan palsumu
aku pun tak ingin berkata mesra
andai kau adalah hitam di
antara mawar pinkku

aku hanya ragu menyebutmu
cinta..
Sedang sikap dan udara tentangmu
menyebutmu racun arsenikum

lalu apa masih pantas
kuhadiahkan senyum diatas
pahitmu?
Mungkin aku luput darimu
karena puncakmu terlalu dingin beku
hingga kabut pekat melukis dinding
di jarak pandang kita.
Lupakanlah.
Aku pun melupakanmu.
Kita tak ditakdirkan bertukar senyuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...