Kamis, 28 Juli 2011

Relakan Kenangan Terkubur

terus coba membuat waktu dihitung mundur
maka yang didapati hanya hati yang hancur
terlalu sulitkah merelakan kenangan terkubur
bila yang tersisa tak lebih dari kepingan lebur


melangkah lagi, dengan terang surya bertabur
tegakkan lagi mimpi setelah jatuh tersungkur
bukan cinta jika jadikan dalamnya duka tak terukur
cukupkanlah rayuan perih pada airmata mengucur


adikku, janjinya adalah serupa tajam bilah sangkur
tak berniat pula ia wujudkan lebih dari sekedar tutur
meski sering ia gambar indah lengkung kuningnya janur
hingga tampak manis yang nanti menutup akhir jalur


telah kau semat cinta teramat dalam disetiap alur
berharap indah jua kelak padang gersang yang terulur
tetap terima keberadaan dirinya meski hati penuh bilur
satu alasan menggema, kasihmu kuat mengakar terlanjur


bukan kau satu yang pernah terkatung dalam simpang siur
sebab sepanjang kisahmu seperti riwayat lainnya yang disadur
pahit kebohongan dan getir kepalsuan nan buat diri tergiur
sakitnya saat kepercayaan terlempar dikubangan lumpur


sudahi penyesalan atas dirinya yang kan sia-siakan umur
karna dihadapanmu kini telah terbentang sempurnanya lajur
kini, biarkan dengan cinta-Nya saja seluruh lukamu terbalur
agar dituntun-Nya jiwamu temui sejuta bahagia tuk membaur

kelak kan ada hati penuh keelokkan diterbangkan lewat busur
untuk segera menghampirimu dibawah teduhnya sang bayur
lalu memuliakan hidupmu dengan lantun ketulusan berdebur
hingga tak pernah ada kesedihan dikelopak mata sempat gugur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...