Pagi yang kurindu tengah terhalang tirai
Tanpa mentari dengan sinar menjuntai
Sisa kelam semalam belum penuh terurai
Wajar bila akhirnya kebekuan yang merantai
Ragaku pun diam dipeluk ketidakberdayaan
Hela nafaspun tak layak tuk diperdengarkan
Menodai keheningan jika terus berkepanjangan
Maka haruskah berhenti menghirup kehidupan
Mereka berkata bahwa harapku sekedar maya
Tak kan berhak dapatkan sapaan sang surya
Seberapa gigihnya kupacu diri dalam keras upaya
Tetap diletakkan dalam barisan tak punya daya
Seribu perubahan masa tak jua jadikan mudah
Tetap sama pula serangkaian panjangnya kisah
Sepintas lalu, pengap dunia ini tak miliki celah
Seperti tak pernah lagi kan tergores warna cerah
Tetapi mimpiku bukan satu tawanan sekat batas
Menembus ruang-ruang hitam terus melintas
Menemukan jalan lurus menuju angkasa nan luas
Menegur sendiri cahaya terang dipuncak teratas
Pagiku mungkin hilang tertelan gelap begitu saja
Hingga harus terasing dari warna lain dengan sengaja
Tapi akan kumenangi pendar terindah sebelum senja
Kemudian menutup akhir ceritaku lebih bersahaja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar