Kamis, 18 Agustus 2011

Pendar Terindah Sebelum Senja

Pagi yang kurindu tengah terhalang tirai
Tanpa mentari dengan sinar menjuntai
Sisa kelam semalam belum penuh terurai
Wajar bila akhirnya kebekuan yang merantai


Ragaku pun diam dipeluk ketidakberdayaan
Hela nafaspun tak layak tuk diperdengarkan
Menodai keheningan jika terus berkepanjangan
Maka haruskah berhenti menghirup kehidupan


Mereka berkata bahwa harapku sekedar maya
Tak kan berhak dapatkan sapaan sang surya
Seberapa gigihnya kupacu diri dalam keras upaya
Tetap diletakkan dalam barisan tak punya daya


Seribu perubahan masa tak jua jadikan mudah
Tetap sama pula serangkaian panjangnya kisah
Sepintas lalu, pengap dunia ini tak miliki celah
Seperti tak pernah lagi kan tergores warna cerah


Tetapi mimpiku bukan satu tawanan sekat batas
Menembus ruang-ruang hitam terus melintas
Menemukan jalan lurus menuju angkasa nan luas
Menegur sendiri cahaya terang dipuncak teratas


Pagiku mungkin hilang tertelan gelap begitu saja
Hingga harus terasing dari warna lain dengan sengaja
Tapi akan kumenangi pendar terindah sebelum senja
Kemudian menutup akhir ceritaku lebih bersahaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...