Kamis, 11 Agustus 2011

Sepercik aura

Tak pernah ingin rasa biru
laburi kepingan yang terserak
seperti daun luruh kering
dan terbang terbawa angin pagi

biduk kan terus berlayar
meninggalkan ribuan cerita
warna warni keindahan
selalu melambai pada sang waktu
inginkan kembali

tapi siapa peduli
rindu berkeping lagi
merenda hatiku yang dingin
menatap pagi
tak jua mengerti
seakan hidup hanya milik
si mawar dan melati
yang lain hanya berhalusinasi
berimaji dalam rengkuh hari
kita pernah satu senyuman
didalam kebahagiaan
juga atap penderitaan

kini kau pergi
adakah kisahmu redupkan
tangkup harapan?

Lupakan saja dengan guris senyuman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...