Selasa, 20 September 2011

Biar saja!

Biar saja semua orang
menudingmu dekil!
Seribu bibir mencibirmu jahanam!

Namun kau mampu berjalan dengan akal dan pikiran
kau mampu tersenyum
meski peluh mendobrak kecantikan

biar saja!

Karena takkan pernah ada bahagia
yang menetap lama
Ia akan berotasi dengan petir dan
badai tenggara
halimun menyentuh darahku
gigilkan urat saraf motorikku
seketika hancurkan egoku

jatuh itu tak ada yang empuk
semua sakit
seperti tertusuk duri
dan semua lelah
bagai jaman Romusha terjajah

kita hanya bisa mencoba tegar
meski jalan bergelombang
arus air menerjang tiada persahabatan

biar lintasi saja rasa takutmu
karena semua yang celaka sudah tertulis
dan bahagiamu pun
tersirat penuh makna

satu hela nafas kesadaranmu
adalah sebuah anugerah hidayah
bahwa engkau telah menyudahi segalanya
segala yang membelenggu jalanmu
segala aral mencekam pilu

pelajari
pelajari
pelajarilah bagaimana caramu menjadi melati di taman Raflesia
merah hati.

Pelajarilah.
Maka kau akan mengerti.

Jakarta, 200911
Ain Saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...