Sabtu, 15 Oktober 2011

Laksana Ombak

Debur ombak dikatakan garang
Ketika telah membelah karang
Entah dengan belaian nan tenang
Atau bersama kuat laju menerjang

Bersandar pada tiupan sang bayu
Tak peduli lain dari bujuk rayu
Jangan melarung sebongkah kayu
Jadi serpih pula akhirnya mendayu


Seperti tarian air diatas lautan
Bukan tak tentu mengambil arahan
Hanya ikuti angin dalam alunan
Terkadang ramah, pun menghanyutkan


Maka jika ingin mengerbang layar
Tak perlu takut akan terdampar
Bila badai datang lalu mengejar
Bertahan andai tak kuasa menghindar

Laksana ombak, hidup dirasa keras
Sedang peluh dan keluh tak terbalas
Meski mampu dan sanggup diri terbatas
Hingga kerap kali raga jatuh terhempas


Seolah tak ada lagi sketsa tampak indah
Kelam memaksa merah tuk menyerah
Tinggallah asap kelabu yang tertumpah
Dari sisa bara semangat padamlah sudah

Memilih hanyut kemudian tenggelam
Membiarkan secercah asa ikut terpejam
Menolak berontak dari kapal yang karam
Karna terlalu jauh harus sampaikan salam


Pulau tempat berlabuh memang tak terlihat
Tersisa hanya perahu dengan dayung terikat
Sedang mereka terlalu kecil takkan kuat
Seakan takkan mendarat hingga akhir hayat


Itulah penglihatan bagi jiwa-jiwa yang kerdil
Mengaku kalah saat sedikit kemudahan diambil
Menjadi lemah hanya karena rintangan secuil
Tak pernah mengijinkan kebesaran-Nya tampil


Sejatinya, jerat keputusasaan itulah musuh
Penghancur bagi sendi-sendi mimpi yang rapuh
Hingga tiap-tiap keyakinan jiwa pun luruh
Sebelum gerbang melintas cita terbangun utuh


Pilar penyangga senyum boleh sejenak remuk
Namun gemuruh harapan harus tetap mengamuk
Menghalau gundah yang mungkin berkecamuk
Jadikan esok lebih indah dari gambaran dilubuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...