Senin, 03 Oktober 2011

Lelaki Berkacamata Hitam

Dia terasa angkuh bagaikan cemara
tegap menjulang tak pernah menyapa
hanya satu tanda bahwa ia bukanlah dewa
senyum magisnya lentur menghias bibirnya

siapakah dia
tak bisa kutatap kejora pekat
di balik kacamata hitamnya
rahang yang sempurna
runcing tergambar wibawa
seakan ingin berkata
akulah lelaki yang kau puja

kali lain aku menatapnya dengan
penuh rahasia
kupasang mataku setajam elang mengudara
agar ku dapat secangkir senyum manisnya
aha..ia berkopiah putih susu
tenang bagai malam purnama
sejuk seakan taman firdaus syurga

ia lelaki kemarin
yang kujumpa saat ku berkelana
mengejar sesuap rupiah
tanpa ragu menolongku menyeberang jalan
seraya tersenyum dan menyapa

oh..rupanya aku telah salah duga
keliru kuungkap rasa
ia seorang yang sedang sakit mata
bukan sangkaku kejora tanpa netra

kini kami saling berbagi cerita
kupanggil dia adik saja
dan dia anggapku kakak bijaksana

lelaki berkacamata hitam
selalu mengesankan memori lubukku
tempat prasangka kuhias bak benalu.
Kini tinggalkan sejumput kenangan
biru.Antara hatiku dan hatinya.
Kami saling bersaudara.
Ah, indahnya..

Jakarta, 021011
AIN SAGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...