Dia terasa angkuh bagaikan cemara
tegap menjulang tak pernah menyapa
hanya satu tanda bahwa ia bukanlah dewa
senyum magisnya lentur menghias bibirnya
siapakah dia
tak bisa kutatap kejora pekat
di balik kacamata hitamnya
rahang yang sempurna
runcing tergambar wibawa
seakan ingin berkata
akulah lelaki yang kau puja
kali lain aku menatapnya dengan
penuh rahasia
kupasang mataku setajam elang mengudara
agar ku dapat secangkir senyum manisnya
aha..ia berkopiah putih susu
tenang bagai malam purnama
sejuk seakan taman firdaus syurga
ia lelaki kemarin
yang kujumpa saat ku berkelana
mengejar sesuap rupiah
tanpa ragu menolongku menyeberang jalan
seraya tersenyum dan menyapa
oh..rupanya aku telah salah duga
keliru kuungkap rasa
ia seorang yang sedang sakit mata
bukan sangkaku kejora tanpa netra
kini kami saling berbagi cerita
kupanggil dia adik saja
dan dia anggapku kakak bijaksana
lelaki berkacamata hitam
selalu mengesankan memori lubukku
tempat prasangka kuhias bak benalu.
Kini tinggalkan sejumput kenangan
biru.Antara hatiku dan hatinya.
Kami saling bersaudara.
Ah, indahnya..
Jakarta, 021011
AIN SAGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar