Rabu, 26 Oktober 2011

Selalu begitu



Mungkin kau adalah salah satu
warna yang menggores ceritaku
tatkala tinta ini masih baru
biru menajamkan paras pulasmu
menyanyi di kurun waktu
tak kenal kata jemu

mungkin seribu kemelutmu
akan sulutkan merah dalam aksaraku
buih tawa tertahan dalam gelombang
menahan rasa sakitku
untuk sekedar menarikan lentik jemari ini
di lembaran penuh tanda tanya

tak selamanya warnamu
menjadi warnaku
kadang cuaca mengebirinya saat senja datang
mengungkap ending penuh kesan
tapi terkadang juga kau sendiri
memaki pelangi
untuk patuh pada bingkai egomu

katakan apa arti semua ini
bila hanya tajam tinta tercecer
di lembah noda
doasa dosa maya yang tak habis kan kau pahami
selain dengan kesucian wudhumu
setiap waktu
membasuhnya kembali tawar
kembali biru.
Sebiru hati yang tak ingin kau
pergi hanya karena kita berbeda.
Entah apa warna pikiranmu.
Tentang aku.

Tak ingin ku hias jadi misteri
di kabut yang berlapis tanya.
Karena kita tak lebih hanya lakon sebuah dongeng fantasi
tak jua menjadi nyata
selain dengan kuasa kasih sayangNya
yang kerap kita lupa merawatnya
dengan sempurna.
Dengan sempurna.

Jakarta, 241011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...