Rabu, 26 Oktober 2011

Jejak musafir


Padang tandus gersang
seakan menjadi warna aral
tersendiri
tak hanya fatamorgana
bahkan halimun pun mengaduh peluhmu
menampar setiap titis asa yang tersandang di atas pundakmu

ada segumpal warna luka kurasakan di detak nadimu
tapi dunia tak selalu akan memberi senyum melati untukmu
kau bahkan kadang harus melupakan jejak rindu
akan indahnya nyanyian kampung halaman
semua bayang menjadi begitu berarti
teramat berarti
saat saat kau tercekam dalam sepi
atau tergores sepotong duri

tak ada tempat yang bisa buatmu tenang
selain mengambil air suci nan bening
dan kau adukan hati pada Illahi Robby...

Hanya Dia yang akan mengerti..
Apa warna yang akan terjadi.kini, esok dan nanti.
Perjalanan musafir yang tinggalkan tapak jalan ini.
Takkan ku lepas meski duri mengelupas pori.
Aku terbiasa luka

Jakarta, 261011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...