Senin, 28 November 2011

Kembali Pada Dimensi Lengang

Dimensiku kini masih sangat lengang
Terpisah begitu jauh dari riuh lalu lalang
Jalan setapak pun ditumbuhi jalar ilalang
Beribu jumlah berimbang tinggi menghadang
Tapi, tetap dapat ku nikmati sepi kala petang

Waktu hanyalah putaran yang akan berulang
Tak menampakkan wujud atas beda berpeluang
Sekali lagi tetap saja nikmati sunyi nan tenang
Kesendirian ini tak pernah memintamu tuk datang
Begitupun kelam, tak memaksa pendar benderang


Berkali ku bangun dinding semakin menjulang
Agar urung segenap langkahmu tuk bertandang
Tetapi niat hatimu itu justru kian tak terhadang
Menatah sendiri celah hingga tak lagi berkalang
Memaksa masuk diantara hidupku yang berang


Disini, hanya akan kau lihat airmata berlinang
Sebab tiada setetespun bahagia sanggup kutuang
Cinta, bukan kata yang bisa kusebut dengan lantang
Berbisikpun, menyayatkan perih bukan kepalang
Engkau dan jiwamu tak semestinya membuka ruang

Tak seharusnya memilih bersamaku yang kan terbuang
Terasing dari damai dengan kemelut tak berkurang
Kelabu menjadi kelambu yang tak kunjung menhilang
Lalu, bagaimana kan kau buat nada cinta berdendang
Sedang setiap dawainya telah putus oleh tebas pedang

Kasih untukmu bukan rajutan kepalsuan nan terbentang
Bukan pula kepura-puraan yang kubiarkan terpampang
Tiap lembar dari rasa ini ialah ketulusan tak terpantang
Hanya ketakutanku saat ini telah mutlak jadi pemenang
Merisaukan jika kelak aku tak mampu membawa terang


Gundahku bila nanti kutiup api hingga berubah jadi arang
Setiap jengkal duniamu seiring kebersamaan yang disandang
Maka lepaskan tangan ini agar dapat segera melangkah pulang
Kembali pada kesunyian yang tak pantas tuk kau pandang
Sungguh-sungguh tak pantas bahkan untuk sekedar dikenang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...