Pertautan dua kisah telah menghilang
Membaur dengan abstrak petang
Untuk siapa pekat madu ini dituang
Cawannya berisi airmata berlinang
Saat itu terakhir kali kita bersulang
Mereguk bahagia yang tak terulang
Kemudian muka meja menjadi usang
Sebab debu tengah nyaman melintang
Seperti onggok tubuh tanpa tulang
Pergimu membawa sakit tak terbilang
Kupersilahkan jarak kita membentang
Setelah jaring-jaring beda merintang
Kemudian dibacakan begitu lantang
Bukan untuk satu mimpi kita berjuang
Tak lagi senada langkah dalam juang
Berpisah sebelum bersama jadi arang
Namun masih utuh pulam kasih sayang
Belum menjadi serpih atau terbuang
Biar kusimpan tuk sekedar dikenang
Saat hembus kerinduan kembali datang
"Setelah lelah mencoba saling mengerti, terkadang banyaknya perbedaan membuat kita harus memilih berjauhan dengan teman, sahabat, kerabat, atau bahkan kekasih untuk menghindari perselisihan. Perpisahan tak jarang jadi jawaban terbaik, namun perbedaan bukan alasan untuk saling membenci dan saling menghindari."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar