Kamis, 03 November 2011

Untukmu, Ibu

Seribu warna dalam bias bening penglihatan
Tak kan pernah cukup tuk sekedar menjelaskan
Jejak-jejak makna yang tertorehkan kehidupan
Melalui derai kasih nan mengalir wujud keabadian

Denyut nadi ini seirama dengan tiap hela nafasmu
Jauh sebelum dunia mulai menyapa tuk bertemu
Bahkan saat mentari menyibakkan awan jadi semu
Tak terasa lebih hangat sinarnya dari selimutmu

Dirajut helai demi helai dari benih sebentuk cinta
Perlahan membalut beku nuansa tanpa diminta
Ketika perjalanan tertunda oleh arah tak tertata
Kan terbuka peneduh paling nyaman didepan mata

Tak kan lama aku bercengkrama dengan tangis
Sebab lembut jemarinya segera buat gundah terkikis
Ketika kelabu bertandang pada kanvas yang kulukis
Penuh kesabaran tinta emas miliknya coba menepis

Ibu, tak pernah kumengerti nyata dari kebahagiaan
Sebelum terpatri dalam ingatan sekuntum senyuman
Yang merekah di ayu paras penuh damai pancaran
Terus berbunga ditaman suramku jadi terang harapan

Ibu, kerap kali naif diri membeban pundakmu rasa lelah
Namun tak sekalipun jadi alasan bagimu berkeluh kesah
Tanamkan dikalbu bahwa jiwa raga ini tiada pernah lemah
Hingga dalam tiap perjuangan tidak pula kukenal kata kalah

Meski segala dayaku satukan seisi bumi sebagai bingkisan
Tak jua cukup ucap terima kasih dalam lubuk terungkapkan
Untukmu kini coba ku ubah nyata sulaman sketsa impian
Yang ku rangkai dari keteguhanmu meyakini indah masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...